Senin, 16 Desember 2013

Sepenggal kisah cerita indah di kota Madiun


Tak terasa 8 tahun sudah saya tinggal di kota Madiun, sejak awal tahun 2006 lalu saat saya pindah ke kota Madiun karena suami yang bertugas di kota ini. Banyak sudah kenangan indah yang saya rasakan selama saya tinggal di kota Madiun. Tidak hanya saya, namun suami dan putri semata wayang saya juga sudah sangat melekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat kota Madiun. Dan sekarang ketika suami harus berpindah tugas dan meninggalkan kota Madiun, ada rasa haru dalam hati saya bila mengingat bagaimana saya harus meninggalkan teman, sahabat dan pekerjaan yang sekian tahun menemani hari-hari saya di kota Pecel ini.





Mendadak kenangan saya kembali ke tahun 2006 ketika awal saya menginjakkan kaki di kota Madiun. Tanpa sanak keluarga saya harus memulai semuanya. Berawal dari teman sekolah putri saya, akhirnya saya menemukan banyak teman baru yang merupakan ibu dari temen sekolah putri saya, selain itu warga di sekitar lingkungan juga banyak membantu saya dalam menjalani hari-hari saya di kota Madiun. Hingga tak terasasekian tahun berllu dengan kenyamanan dan rasa kerasan tinggal dikota Madiun. Dengan pekerjaan sebagai seorang jurnalis saya pun banyak mengenal dan dikenal orang di kota dan kabupaten madiun. Dan saat mengetahui bahwa saya harus meninggalkan kota Madiun, bercampur rasa dalam hati yang saya rasakan. Bahagia dan gembira karena saya akan kembali ke kota asal saya di Surabaya yang berarti saya kembali berkumpul dengan keluarga saya. Namun juga sedih karena saya harus berpisah dengan teman, sahabat dan tetangga yang selama 8 tahun ini telah menjadi bagian dari hidup saya. 






Nampaknya tidak hanya saya yang merasakan rasa sentimentil jelang kepindahan saya dari kota Madiun. Putri saya pun juga merasakan hal yang sama. Karena awal pindah di kota Madiun berusia belum genap 3 tahun hingga kini menjelang 11 tahun, tentu banyak teman yang akan dia tinggalkan. Teman sekolah dan teman bermain di lingkungan akan ia tinggalkan. Hingga timbul keraguan, apakah nanti di Surabaya juga akan menemukan teman sebaik mereka. Namun kembali saya berikan pengertian bahwa dimanapun kita berada akan ada teman baik dan teman yang nakal, tinggal bagaimana kita menempatkan diri diantara mereka. Beruntung nanti ketika di Surabaya akan ada banyak saudara yang dapat meramaikan hari-hari bermainnya.

Begitulah kehidupan , yang terus berputar dan mengalirkan cerita. Teman datang dan pergi. Kiindah dan sedih. Dan segala dinamika hidup yang harus kita hadapi dengan rasa syukur. Terimakasih madiun dengan segala cerita hidup yang saya lalui, terimakasih Ya Allah saya diberi kesempatan mengenal teman-teman yang membahagiakan dari kota ini...Kenangan akan kota kecil yang tenang, tentang kelezatan Pecel, tentang kesederhanaan warganya akan selalu teringat.







Satu tahap kehidupan telah terlewati dan saya akan bersiap untuk memasuki satu tahap lainnya di kota Surabaya tercinta. Tahapan hidup yang lebih Rock n Roll bersama dengan keluarga dan teman lama...Bismillahirrohmanirrokhim....Surabayaaaaa saya dataaaang....



Elegi persabatan


Persahabatan adalah suatu hal berharga dalam hidup seseorang. Dalam persahabatan kepercayaan, keterbukaan dan rasa saling menghargai adalah hal yang mutlak dibutuhkan, dan selama ini banyak hal yang sudah saya rasakan dalam manis pahit persahabatan dalam hidup saya. Pernah merasa sangat bahagia karena mempunyai sahabat yang selalu mendukung saya dalam suka dan duka, namun pernah juga merasa sangat kecewa karena seseorang yang kita panggil sahabat ternyata tidak memberi arti yang sama dengan definisi sahabat ala saya, setelah sekian tahun bersama eh endingnya malah seseorang yang kita sebut sahabat malah menusuk dari belakang. Kecewa, sedih dan marah yang saya rasakan awalnya. Namun kembali saya membesarkan hati saya bahwa, beruntung Allah menunjukkan kebenaran yang sesungguhnya sehingga saya tidak harus bergaul lebih lama lagi dengan sahabat abal-abal tersebut hehehehehe. Dan masih banyak kok sahabat lain yang benar-benar care dan mendukung saya dalam suka dan duka.



Tentu yang saya rasakan ini juga pernah dialami oleh orang lain. Yang mengherankan bagi saya adalah ternyata kebaikan dan ketulusan kita terhdap seseorang itu tidak selalu berbalas sama. Dan sejauh mana keikhlasan kita untuk menghadapinya bila hal tersebut terjadi. Namun Allah Maha Mengetahui , segala hal yang kita hadapi dalam konteks persahabatan baik cerita indah dan pilu tentu akan memberikan pelajaran hidup berharga bagi saya. Namun segala hal buruk yang pernah saya alami dalam menjalin persahabatan tidak akan pernah mengurangi takaran ketulusan terhadap sabahat saya.






Saya sangat menyakini bahwa ketulusan dan kesabaran tidak akan pernah sia-sia. Mungkin tidak saat ini saya petik hasilnya ketika seorang sahabat ternyata mengkhianati saya. Namun suatu saat saya akan memetik hasil dari ketulusan dan kesabaran itu. Insya Allah saya akan berusaha tetap tersenyum biarpun pahit mengingat pengkhianatan seorang sahabat. Saya akan selalu bersyukur bahwa persahabatan merupakan hal terindah yang bisa kita miliki dalam hidup. Karena dengan persahabatan Allah menunjukkan bahwa kita tidak sendiri menghadapi berbagai persoalan hidup...
Terimakasih sahabat-sahabatku bahwa kalian telah menjadi salah satu bagian terindah dalam hidup saya...


BEBEK KREMES BANG MAY MADIUN

Madiun memang terkenal dengan kuliner pecel. Kita dapat menemui nasi pecel di kota Madiun mulai harga 3000 rupiah hingga belasan ribu rupiah...dan dijamin rasanya mayoritas juara...namun kali ini saya tidak mengulas soal pecel melainkan kuliner lain dari kota Madiun yang selalu ramai dikunjungi pembeli. Bekres Madiun bang May...begitulah masyarakat mengenal kuliner ini.

Bekres merupakan kepanjangan dari bebek kremes, dimana bebek ini dioalah dengan cara diukep dengan bumbu dan rempah untuk masakan ukep lainnya yang akan digoreng. Namun yang istimewa adalah daging yang diolah sangatlah empuk. Terdapat beberapa jenis daging yang diolah dengan cara diukep, yaitu daging ayam, bebek, burung dara, bahkan jerohan dan tahu tempe pun juga dimasak dengan cara yang sama. Selain itu juga ada beberapa menu yang digoreng yaitu lele. Yang istimewa dari kuliner bekres ini kita dapat memilih nasi biasa atau nasi uduk untuk dinikmati bersama lauknya.

Yang membuat saya heran adalah daging yang diolah dengan cara diukep ini sangat empuk dan beraroma harum rempah. Jadi tak usah kuatir buat anda yang mempunyai problem dengan gigi anda, misalnya sedang memakai behel seperti saya, tetap akan bisa menikmati kuliner ini dengan nyaman dan lezat hehehehehe

Kuliner bekres ini mulai dirintis oleh Bang May sejak 5 tahun lalu, berawal dari satu warung bebek kremes dijalan Diponegoro madiun, hingga kini telah membuka cabang di sekitar pasar Kojo Madiun. Awalnya Bang May tidak hanya menjual bebek kremes saja, namun beberapa menu lainnya diantaranya soto, aneka penyetan dan pecel. Namun kini Bang May hanya menjual aneka lauk yang disajikan dengan kremesan.

Layaknya makanan penyetan, selain lauknya yang menjadi perhatian peminat kuliner adalah sambelnya. Dan sambel bekres milik bang may ini memang lumayan enak, meski tidak terlalu pedas.

Nah buat anda yang mungkin sedang berkunjung ke kota Madiun tidak ada salahnya untuk mencoba dan merasakan kerenyahan rasa bekres ala bang May..

Senin, 18 November 2013

Potret Madiun Kota Pendekar


Beginilah suasana di salah satu ruas jalan kota madiun yang di padati ribuan pesilat Setia Hati Winongo. Setia Hati Winongo merupakan salah satu perguruan pencakmsilat yang ada di kota madiun. Selain Setia Hati Winongo juga terdapat Setia Hati Terate. Kedua perguruan silat ini sejatinya adalah berasal dari guru yang sama. Namun kenyataan dilapangan keduanya selalu bersiteru. Ada 2 kegiatan yang sangat berpotensi untuk terjadi keributan antar pesilat. Yaitu pada tanggal 1 suro atau 1 Muharam dan acara suran Agung. Karena kedua acara tersebut akan melibatkan ribuan pesilat yang akan mengikutinya. Bisa dipastikan disetiap sudut jalan dikota dan kabupaten Madiun akan dipenuhi oleh petugas keamanan Gabungan dari kepolisian dan TNI. Mereka yang datang tidak hanya berasal dari kota dan kabupaten madiun saja. Namun juga dari beberapa kota di eks karesidenan Madiun, seperti Ngawi, Ponorogo, Magetan, bahkan Pacitan. 



Jelang kegiatan Suran Agung Polres Madiun Kota juga mengadakan simulasi untuk atasi kejadian keributan antar pesilat. Meski penjagaan oleh pihak kepolisian telah diperketat namun di beberapa titik masih terjadi keributan antara konvoi pesilat dengan masyarakat. Bahkan untuk menghindari keributan antar perguruan silat, pihak kepolisian menghadang para pesilat yang datang dari kota Ponorogo menuju kota Madiun. Karena di sepanjang jalan tersebut terdapat beberapa desa yang merupakan kantong pesilat Setia Hati Terate yang palingbsering bersiteru dengan SH Winongo.



Kegiatan Suran Agung tersebut, akan dipusatkan di padepokan Setia Hati Winongo, yang berada di Jalan Doho, Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun. Seperyti tahun-tahun sebelumnya kegiatan ini diperkirakan diikuti oleh lebih dari 15.000 massa. 

Senin, 11 November 2013

Aset sejarah yang terlupakan


Sejak akhir tahun 2007 saya hijrah dari Surabaya ke Madiun untuk mengikuti suami yang bertugas disana. Kota ini sangat berkesan buat saya. Karena selain selain makanan khasnya yaitu pecel yang sangat lezat bisa saya beli dengan murah dan harga yang cukup terjangkau, dan dijamin rasanya tidak pernah membuat lidah saya kecewa. Selain itu kota ini cukup tenang, tak heran beberapa orang menyebutnya bahwa Madiun adalah kota pensiunan. Banyak orang madiun yang hijrah ke kota lain, namun ketika mereka telah pensiun akan kembali dan menetap di Madiun. Sisi lain yang menarik perhatian saya adalah masih cukup banyak bangunan kuno peninggalan masa kolonial di kota Madiun ini. Sebut saja Gedung Bakorwil kota Madiun, Bosbow, serta beberapa kediaman pribadi kas bangunan kolonial.

Gambar gedung Bakorwil kota Madiun


Kebetulan tempat tinggal saya dekat sekali dengan Bosbow, dan bangunan itu yang cukup eye catching ketika pertama kali saya berjalan-jalan di kota Madiun. Bangunan khas peninggalan kolonial tersebut memang menjadi salah satu komplek bangunan terbesar di sepanjang jalan Diponegoro. Ketika awal kedatangan saya ke madiun tempat itu terlihat cukup angker bila malam hari karena gelap dan sepi. Dan bila pagi hingga siang hari terlihat sabgat teduh karena beberapa bagian dari komplek bosbow memang ditumbuhi pepohonan besar dan rindang. Namun seiring berjalannya waktu, saat ini jalan Diponegoro menjadi salah satu tempat tujuan kuliner di Madiun. Dimana telah banyak bangunan kios makanan di depan komplek bangunan bosbow.

Pada era penjajahan, Bosbow merupakan sekolah kehutanan Madiun, cabang dari Sekolah Kehutanan Bogor. Pendirinya adalah JH Becking, seorang pimpinan Jawatan Kehutanan pada 26 Agustus 1939. Sekolah yang resminya bernama Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) itu didirikan karena Madiun dkenal sebagai sentra hutan produksi jati di Jawa Timur.

Sekolah ini berskala nasional sehingga tidak hanya merekrut anak-anak dari kawasan Gemeente Madiun akan tetapi juga dari seluruh Jawa. Murid-murid pertama yang masuk sekolah ini adalah remaja-remaja dari Middelbare Landbouwschool Bogor, Jurusan Kehutanan sekolah perkebunan Malang dan Sukabumi. Hanya anak yang berpendidikan MULO yang dapat mendaftar di sekolah ini. 

Beberapa sudut bangunan masih sangat terjaga keasliannya. Tampak lantai bangunan tersebut khas lantai jaman penjajahan belanda. Selain itu bangunan dengan gaya kolonial ini pada bagian atap dan kayu-kayunya masih asli seperti halnya ketika awal berdiri





Kini bangunan itu dijadikan perumahan prajurit Komando Resort Militer (Korem) 081 Dhirotsaha Jaya. Namun sayangnya, kondisinya juga sangat memprihatinkan. Tugu di atas rumah sudah miring dan hampir ambruk. 



Beberapa bagian bangunan tampak kondisi cat dan atap rumah dibiarkan tidak terawat. Padahal seandainya pemerintah daerah setempat mau lebih memperhatikan dan melestarikan kondisi bangunan cagar budaya tersebut, tentu bangunan Bosbow bisa dijadikan sebagai tempat tujuan wisatawan yang menarik. Bahkan, bukan tidak mungkin bangunan Bosbow bisa menjadi ikon bangunan bersejarah di Madiun.

Kelak ketika saya nanti akan meninggalkan kota Madiun, tentu sosok bangunan ini akan saya rindukan. Ntah kenapa saya sangat suka sekalindengan bangunan belanda, sehingga saya punya impian dapat tinggal di rumah bangunan Belanda dengan segala keasliannya. Tentunya tidak berhadiah demit atau hantu didalamnya hehehehehe

Minggu, 10 November 2013

Banyak jasa minim perhatian dan penghargaan






Hari ini 10 November, seluruh indonesia memperingatinya sebagai Hari Pahlawan setiap tahunnya. Akan banyak jenis pahlawan dalam kehidupan kita....dan semua bermakna sama, adalah seseorang yang mempunyai jasa terhadap kehidupan kita sehingga kita bisa menjalani sesuatu dengan lebih baik. Namun yang akan kita bicarakan adalah Pahlawan bangsa ini yang telah banyak berjasa terhadap kemerdekaan yang telah kita raih saat ini....

Pada jaman sebelum kita menghirup udara kemerdekaan, telah banyak pahlawan yang telah gugur untuk melawan penjajah, demi satu kata " merdeka ". Sampai pada tanggal 17 Agustus 1945... Melalui Soekarno Hatta...corong kemerdekaan disuarakan. Namun sudah cukup layakkah imbalan yang diterima para veteran pejuang kemerdekaan republik Indonesia ini?

Beberapa kali masih saya melihat melalui melalui berita di media cetak dan televisi tentang nasib dari para veteran yang kini kondisinya sangat memprihatinkan. Ada yang menjadi tukang sayur, ada yang menjadi tukang becak bahkan tukang tambal ban, meskipun ada beberapa dari mereka yang hidup dengan baik dan layak. Namun kebanyakan potret hidup para veteran ini nyaris tidak lah indah.....kedua kakek saya almarhum yang juga veteran, masih jauh beruntung karena anak, cucu nya masih perduli dan sangat menyayangi beliau. Dan setiap pulang dari upacara Hari Pahlawan di gedung Grahadi Surabaya bersama Gubernur dan pejabat lainnya, sesampai dirumah selalu dengan nada sendu bercerita tentang kehidupan rekan veteran lainnya yang masih jauh dari sejahtera....atau menceritakan giliran teman veteran yang mana lagi yang dipanggil Allah SWT alias meninggal dunia..

Sementara disisi lain, generasi berikutnya yang tinggal menghirup udara kemerdeKaan ini tanpa berjuang melawan penjajah banyak diantaranya yang tidak mensyukuri atas semua karunia kemerdekaan yang diberikan Tuhan melalui perjuangan para pahlawan ini....masih cukup banyak sosok seorang pimpinan yang tidak amanah terhadap tanggung jawabnya...cukup jamak ditemui korupsi di berbagai hal dan tempat. mulai dari rakyat biasa hingga wakil rakyat. Uang sebesar 20 ribu rupiah mungkin hanya sekedar uang receh yang diperuntukkan untuk bayar parkir di dalam mall atau pusat perbelanjaan, tapi buat para veteran yang kini hanya menjalani hidup sebagai tukang becak, tukang sayur, bahkan tukang tambal ban, 20 ribu rupiah mungkin adalah biaya makan mereka selama 2 atau mungkin 3 hari. Koruptor yang merugikan negara dengan nilai yang fantastis kadang hanya mendapat ancaman hukuman yang tidak sepadan dengan kejahatan yang mereka lakukan. Bahkan kalau mereka beruntung, tak satu jerat hukum pun yang akan mereka terima. Sungguh suatu yang mengiris hati....Sementara para veteran ini banyak pula yang telah menyuarakan harapannya untuk mendapatkan tunjangan veteran dengan nilai yang lebih tinggi agar mereka dapat menyambung hidup, namun mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan selama bertahun-tahun....

Namun saya bersyukur, masih ada juga masyarakat yang berupaya menghargai kemerdekaan ini dengan prestasi dan memasyarakatkan nilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak dengan semua itu jerih payah mereka tidaklah sia-sia. Dan satu upaya positif pula yang dilakukan oleh pemerintah setelah dalam penantian yang cukup panjang, melalui undang-undang tentang veteran republik Indonesia pada tanggal 5 oktober 2012 dimana presiden SBY telah menandatangani undang-undang yang berisi beberapa point penting, yang intinya sebagai sarana untuk lebih mensejahterakan nasib para veteran republik indonesia.

SBY saat itu menyampaikan bahwa pemerintah akan memberikan tunjangan dan penghargaan kepada veteran RI, diantaranya untuk veteran pejuang kemerdekaan yang melakukan operasi kedaulatan bangsa negara pada tahun 1945 tahun 1949. Yang kedua bagi veteran pembela kemerdekaan, golongan ini adalah veteran trikora, veteran dwikora dan veteran seroja disamping itu ada pula yang mengemban tugas dibawah PBB, yang ketiga ialah, veteran anumerta yang gugur dalam masa perjuangan. Selain itu tunjangan kehormatan dan dana kehormatan ditambah hak untuk dimakamkan di taman makam pahlawan akan diberikan. Sangat bahagia rasanya saya mendengarnya, karena secara tidak langsung melalui cerita kakek saya , saya mengetahui bagaimana upaya mereka untuk bertahan hidup dari serangan penjajah...dan bertahan hidup pasca kemerdekaan agar mereka tetap bisa makan. Tentu dengan undang-undang itu akan jauh lebih memanusiakan dan menghargai jasa-jasa mereka. 

Setiap saya melihat para veteran yang kurang beruntung hidupnya ini di berbagai kesempatan, hanya mampu mengucap doa tulus. Keuntungan dunia mungkin tidak mereka dapatkan, namun semoga Allah akan membalasnya dengan imbalan yang jauh lebih berharga...yaitu surga Allah. Amien ya Rabb.

Selamat Hari Pahlawan.....Terimakasih berkat engkau kami mampu menghirup udara kemerdekaan. Semoga kami amanah menjaga nikmat kemerdekaan ini..



NB : poto dari berbagai sumber.

Rabu, 18 September 2013

Agus Yusuf : Keterbatasan Fisik yang mampu membawanya mendunia lewat lukisan



Beberapa waktu lalu saya berkesempatan untuk meliput tentang profil pak agus yusuf, seorang bapak dua anak dari desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun yang mengalami cacat tubuh sejak bayi. Tanpa kedua tangan dan satu kaki saja beliau selalu optimis dapat mengupayakan hal terbaik untuk hidupnya. 

Pak Agus merupakan anak seorang buruh tani yang hanya lulusan SMP. Dan setelah itu pekerjaan yang banyak dikerjakannya adalah menggembala kambing. Saya tidak pernah bisa membayangkan bagaimana keterbatasan fisik seperti beliau harus menjaga dan menghalau kambing-kambingnya. Namun semangat hidup dan rasa percaya diri merupakan dua kata ajaib yang dimiliki oleh Pak Agus. Meski terlahir dengan kondisi fisik cacat namun Agus kecil tetap percaya diri ketika harus bermain bola bersama dengan teman-temannya. Dengan keterbatasan fisik itu memang Pak Agus harus melatih dirinya agar mampu mandiri dan tidak bergantung pada pertolongan orang lain ketika harus beraktifitas.

Bakat melukisnya memang sudah terlihat sejak kecil. Bahkan pada saat menginjak bangku Sekolah Dasar pak Agus berhasil menjuarai lomba lukis tingkat kecamatan. Setelah memasuki jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Pertama bakat melukis Pak Agus semakin terasah. Namun sayang karena himpitan ekonomi dan orang tuanya yang hanya sebagai buruh tani, terpaksa ia harus mengubur impiannya untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Maka Agus kecil  lebih banyak menghabiskan waktu untuk membantu orang tuanya,  menggembala kambing, merumput, mencari kayu bakar. 

Waktu berjalan hingga sampailah pada suatu hari pada tahun 1987, seorang tetangganya menunjukkan majalah Hai yang memuat pengumuman AMFPA yang membuka kesempatan bagi orang cacat yang bisa melukis menggunakan kaki dan mulut.



Ya AMFPA atau Association of Mouth and foot Painting Artists  merupakan salah satu yayasan internasional yang berpusat di swisszerland yang akhirnya pada tahun 1989 menerima Pak Agus sebagai student member. Kini tidak hanya berpredikat sebagai student member tapi telah berhasil meraih jenjang yang lenih tinggi, yaitu menjadi associates member.

Itulah titik awal bagi Pak Agus untuk menapaki hidup baru. Pria kelahiran tahun 1966 itu menandatangani kontrak dengan AMFPA untuk 3 tahun kedepan saat itu. Ia pun mempunyai  hak dan kewajiban setiap bulan wajib mengirim antara 2 hingga 3 lukisan.  Pihak AMFPA berhak menjual atau mereproduksi lukisan itu untuk berbagai keperluan, misalnya untuk kartu natal, kartu lebaran ataupun kalender. Selain menerima imbalan apabila lukisan terpilih untuk dipublikasikan, Pak Agus juga mendapat gaji tetap setiap bulannya. Jutaan Rupiah mampu ia terima setiap bulan saat ini.

Seiring berjalannya waktu AMFPA mampu menghapus predikat kemiskinannya. Hingga kini Ia berhasil memiliki toko bahan bangunan dan mempunyai beberapa pekerja di tokonya. Sungguh suatu prestasi dari sebuah kerja keras yang dilakoninya selama ini.

Di salah satu ruang di lantai dua rumah Pak Agus tampak beberapa lukisan hasil karyanya yang dipajang, dan 3 buah album poto berisikan karya-karyanya yang ia kirim ke yayasan. Dua diantara  beberapa lukisan itu sempat dibubuhi tanda tangan oleh ibu Tien Soeharto dan Pak Harto Presiden RI kala itu.

Sembari melihat beliau memperagakan cara melukisnya dan melihat teman kameramen saya sibuk mengambil gambar Pak Agus dari beberapa angle, terbersit di pikiran saya sungguh hebat pria ini, kemiskinan dan keterbatasan fisik tidak menghentikan langkahnya untuk maju. Sangatlah malu bila kita yanag dikaruniai Allah fisik yang sempurna tapi tidak mempergunakan secara maksimal untuk hidup, berkarya dan beribadah. Sungguh banyak hal berat yang ia lalui dengan kondisi seperti itu...tapi dia berhasil melewatinya ..

Kini dengan terus berkarya dan menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia bersama istri dan dua orang anaknya Pak Agus tetaplah sosok pekerja keras yang tetap rendah hati, meski limpahan harta telah menghampirinya.

Dan pada kesempatan berikutnya saya mengundang beliau dalam Program yang saya bawakan di salah satu televisi lokal JTV Madiun yang bertajuk OBI, beliau datang didampingi oleh istri terrcinta dengan mengendarai mobil. Ya, meski cacat namun Pak Agus mampu mengendarai mobil dan motor yang telah direkondisi sesuai dengan kebutuhannya. Dan sekali lagi saya dibuat takjub oleh beliau bagaimana tubuhnya yang kecil dengan anggota tubuh yang tidak lengkap sanggup mengemudikan mobil dengan sangat cakap dan lihai. 




Allahu Akbar...lewat Pak Agus Allah mengingatkan saya tentang pentingnya rasa syukur dan kerja keras. Karena seperti kata guru ngaji saya, putus asa adalah teman setan. 
Terpuruk dalam suatu keadaan kemustahilan tanpa upaya untuk bangkit tidak akan merubah keadaan. Berharap belas kasih orang juga bukan suatu hal yang bijak. Kembali saya terlecut untuk lebih bersyukur dengan nikmat yang sudah Allah beri buat saya...dan selalu berpikir positif dengan ketentuan Allah buat hidup saya...semoga sedikit cerita tentang sosok Pak Agus dari Desa Sidomulyo Kecamatan Sawahan Kabupaten Madiun ini sanggup memberikan pencerahan bagi siapapun yang membacanya....amien.






Sabtu, 31 Agustus 2013

TANDAK BEDHES ( TOPENG MONYET)

This story is dedicated to all my lovely friend in SMP. Negeri 3 Surabaya class of 92's

Tandak bedes iku kesenian traditional sing dikenal nang daerah sak liyone indonesia, koyo to india, pakistan, thailand, vietnam, cino, jepang ambek korea. Jenis kesenian iki ngelibatno pawang sing ngelatih bedes gawe ngelatih gaya utowo kelakuane menungso, koyo too klambine, jeneng'e.. Lha embuh kenek opo kabeh bedes sing melu tandak bedes iki jeneng'e sarinah... Trus mesti onok adegan sarinah budhal nang pasar... Lha bedes iku mau gowo payung karo mlaku ndelereng budhal nang pasar... Mangkakno rek, ojok mlaku ndelereng nek budhal nang pasar, ben gak koyok sarina! HahHaha. Lha sing model paling anyar saiki onok bedes sing macak valentino rossi utowo simoncheli (wis benerta rek olehku nulis jenenge simoncheli?).. Numpak sepeda montor karo mleding bokong'e macak mekitik pol bedes'e..

Dulur, sak liyane bedes, tandak bedes iki kadang onok atraksi liyane, yoiku ulo.. Biasane ulo iki metune paling keri ngenteni si bedes pamer atraksi.., bagean iki biasane arek-arek cilik podo wedi...

Tapi onok istilah sing berhubungan karo tandak bedes iki sing populer digawe arek-arek spega...nek wayahe latihan nari karo bu erly, nek arek males utowo nganggur lambene pas ditakok'i koncone : ape nang ndi jeh? Jawab'e :  sek rek ape latihan tandak bedes...(ngomong'o ngono po'o nang ngarep'e bu erli nek gak dikabyok selendang hahahahah) utowo arek band2 an sing jaman awak'e dewe sma utowo kuliah lumayan beken, nek ditakok'i koncone: ape nang ndi es? Jawab'e : sek latihan diluk..lha sing mangkel kalah beken mesti ngecemes lambene karo ngomong : latihan tandak bedes paling...

Teko kabeh keterangan mau intine tandak bedes iku ancen menghibur, gak cumak saiki tapi tibakno ket jaman londo... Mangkane nek onok tukang tandak bedes liwat tanggapen rek... Nek ancen duwe duwik ben podo keduman rejeki.. 






menjadi journalist adalah kerja dengan hati





ME AND WORKS





Bekerja dengan melakukan peliputan di lapangan adalah suatu hal yang menyenangkan, selain dapat memberikan wawasan lebih tentang suatu cerita kehidupan di masyarakat juga memberikan akses yang luas untuk dapat mengenal berbagai kalangan masyarakat.







Berada dalam suatu atmosfer dimana masyarakat, pejabat, dan suatu topik tertentu menjadi tantangan buat saya..






Tiap saat hanya mencoba menjadi lebih baik dan tidak pernah berhenti belajar tentang banyak hal


Selalu bersyukur Allah selalu memberikan hal terindah dan banyak pelajaran hidup yang membuat saya semakin dekat denganNya :-)